Struktur
rumah panggung pada rumah Nuwou Sesat pada masa silam ditujukan sebagai upaya
untuk menghindari serangan binatang buas bagi penghuninya. Seperti diketahui
bahwa dahulu hutan-hutan di Lampung memang mengandung kekayaan hayati yang
tinggi, sehingga memungkinkan berbagai jenis binatang buas tinggal berdampingan
dengan manusia. Selain itu, struktur panggung juga sengaja digunakan sebagai
desain rumah tahan gempa. Sebagaimana diketahui, beberapa daerah di Lampung
juga dikenal berada di lempeng perbatasan antar benua sehingga sering mengalami
bencana gempa.
Konstruksi rumah Rumah Adat
Lampung Nuwou Sesat berbentuk rumah panggung dengan kayu sebagai bahan bangunan
utamanya. Rumah ini disangga dengan tiang-tiang penopang yang didirikan di atas
pondasi hingga lantai rumah. Berikut ini sekilas gambaran mengenai rumah adat
Lampung:
Pondasi dan Tiang Penyangga
Pondasi rumah adalah umpak
batu yang berbentuk persegi. Di setiap umpak batu ditaruh tihang duduk (tiang
penyangga) yang berjumlah kurang lebih 35 tiang dan tihang induk (tiang utama)
berjumlah 20 tiang.
Atap
Ujung bubungan atap Rumah
Adat Lampung memusat ke titik tengah bagian paling atas yang terbuat dari kayu
bulat (disebut dengan button). Di atas kayu bulat tersebut diletakkan satu kayu
bulat lagi yang berlapis tembaga kemudian di atasnya ada 2 tingkat dari tembaga
atau kuningan. Dan bagian paling atasnya diletakkan perhiasan dari batu sesuai
selera pemilik rumah.
Lantai
Nuwou Sesat berlantaikan
bamboo atau bisa disebut khesi atau papan yang berasal dari kayu klutum,
bekhatteh dan belasa.
Dinding
Dinding rumah merupakan
susunan papan-papan kayu yang dipasang berjajar di setiap rangka rumah dalam
posisi berdiri.
Pintu dan jendela
Pintu berbentuk setangkup
ganda berbentuk persegi panjang. Sedangkan jendela berbentuk sama namun dengan
ukuran yang lebih pendek. Setiap jendela dilengkapi dengan teralis dari kayu.
Terdapat 4 jendela pada bagian depan rumah, sedangkan bagian lainnya jumlah
jendela tergantung dari panjangnya badan rumah.
Pembagian ruangan
Ketika memasuki Rumah Adat Lampung kita akan menemukan
beberapa bagian,yaitu:
1. Panggakh:
loteng rumah yang digunakan sebagai tempatpenyimpanan barang-barang adat,
senjata atau benda pusaka.
2. Jan:
tangga menuju rumah Lepau/ Bekhanda: ruangan terbuka luas di depan rumah
seperti serambi yang digunakan sebagai ruang tamu atau tempat Himpun
(bermusyawarah adat).
3. Lapang
Lom: ruang keluarga. Digunakan sebagai tempat berkumpulnya keluarga atau acara-acara adat
4. Bilik
kebik: merupakan kamar tidur utama untuk kepala keluarga
5. Tebelayakh:
kamar tidur kedua
6. Sekhudu:
terletak di bagian belakang yang digunakan oleh ibu-ibu
7. Dapokh:
dapur. Terletak di bagian paling belakang rumah, terdiri dari beberapa ruangan
lagi, yaitu: gakhang atau tempat mencuci peralatan dapur dan bah lamban atau
tempat penyimpanan hasil panen
Pada setiap sisi Rumah Adat
Lampung dihiasi ornamen-ornamen, ukiran dan aksara kuno yang diambil dari Kitab
Kuntara Raja Niti. Beberapa diantaranya yaitu:
1 Pill-Pusanggiri
yang artinya setiap manusia harus mempunyai rasa malu jika hendak melakukan
perbuatan yang hina menurut agama dan dapat melukai harga diri.
2 Juluk-Adek
yang artinya setiap orang yang telah mendapatkan gelar adat sebaiknya bersikap
dan berkeperibadian yang sesuai.
3 Nemui-Nyimah
yang artinya menjaga tali silaturahmi dengan saling mengunjungi sanak keluarga
serta bersikap ramah tamah terhadap tamu.
4 Nengah-Nyampur
memiliki makna menjaga hubungan dalam kehidupan bermasyarakat.
5 Sakai-Sambaian
merupakan sikap saling tolong menolong dan bergotongroyong.
6 Sang Bumi Ruwa Jurai merupakan sebuah rumah tangga yang berasal dari dua garis
keturunan yaitu masyarakat beradat pepadun dan beradat sebatin. Meskipun
terdapat 2 garis keturunan tetapi tetap bersatu.
No comments:
Post a Comment